radek's snapshotHari ini, 15 Pebruari 2009, ku terbangun oleh alunan lagu berjudul Hujan Gerimis ciptaan Benyamin Suep yang begitu riang penuh arti. Alunan itu mengisyaratkan untuk segera meraih ponsel putihku Nokia 6120c yang sudah lusuh. Halo jawabku dengan malas untuk tersadar di hari Minggu itu. Terdengar suara seorang bidadari hatiku yang langsung mengingatkanku akan janji kami menuju Kawasan Kota Tua di belakang stasiun kota.

Segera ku persiapkan diri, dan mempersiapkan semua peralatan fotografi seperti kamera kantong dan tripod. Kami berencana untuk melakukan pemotretan untuk pre-wedding kami di Kawasan Kota Tua itu. Ku tergegas menuju motor hitam Honda Grand 1996 ku yang mulai memutih lama tidak di-cuci tetapi masih ok electicity-nya itu dan menuju Kenari II Salemba untuk menjemput calon istriku.

Singkat cerita, tibalah kami di Kawasan Kota Tua pukul tujuh-an. Mulailah aku mempersiapkan tripod dengan memanjang kaki-kaki pod walau hanya satu segmen. Ku taruh kamera Kodak M853 diatas tripod dan melakukan konfigurasi timer dan angle dari tripod. Sembari aku melakukan persiapan, Anyes, mempersiapkan diri, make-up dan lainnya (woman stuff…). Mulailah kami ber-pose di depan kamera tersebut tanpa adanya pengarah gaya dan so amateur.

Take one, take two, dan many takes kami lakukan, berharap mendapatkan yang terbaik sebelum dilakukan re-touch oleh studio. Kemudian kami mengambil break sejenak dan mengumpulkan nyali kembali karena memang yang kami lakukan menjadi sorotan banyak orang. Datanglah mobil-mobil jadul dari brand terkenal seperti Dodge dan Jaguar. Sayang aku tidak memiliki wawasan mengenai mobil-mobil itu.

Pre-weddingSegera ku melompat dari istirahat ku untuk segera memotret Dodge hitam yang cuma ada 5 unit di dunia ini dengan mengaktifkan fitur ISO pada kamera. Dari belakang ku terdengar suara dari seorang pria pemiliki mobil koleksi tersebut yang memulai percakapan dan bertanya, “Hobi foto? Hasilnya bagus, menggunakan kamera apa?” Ku balikkan badan ku dan menemukan sesosok pria yang tidak asing bagiku tetapi tetap tidak menemukan nama. Ku jawab, “Tidak juga. Oh ini hanya pocket camera saja.” . Pria itu tidak lain Hartawan Setjodiningrat. Beliau menawarkan koleksinya untuk kami jadikan bagian dalam foto pre-wedding, dan beliau pun yang memotretkannya untuk kami.

radekKami pun berkenalan dengan Radoslaw Janicki, yang biasa dipanggil Radek, fotografer berbakat asal Polandia pemilik Radek Art Photography. Radek sedang melakukan pemotretan koleksi-koleksi mobil Hauwke, nama alias Hartawan Setjodiningrat. Kami pun diajak Radek untuk menjadi salah satu modelnya sembari menunggu model-model yang belum selesai make-over. Yah lumayan lah, jadi model gratisan. Radek sempat heran kepada kami hingga terlontar pertanyaan “you take your pre-wedding by yourself???“. dan kami pun menjawab, “Yes, we are.

Memang sangat indah hasil foto yang diambil dari seorang fotografer profesional dengan menggunkan DSLR camera dibanding dengan pocket camera, amatiran pula fotografer-nya. Radek pun memenuhi janjinya untuk memberikan hasil tangkapannya kepada kami.

Hauwke, terima kasih atas permission-nya menggunakan koleksi-koleksi mobil-nya. Thanks Radek, thank you very much, one-a-millions for free, how lucky i am (we are)!!!